Dr. Nikmah Nurbaiti, S.Pd., M.Pd.B.I, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Provinsi Jawa Tengah, didampingi Kepala Sekolah, Wahyono, S.Pd M.Pd, saat kegitan IHT.foto: rakyatkita.com
PURWOREJO,rakyatkita.com,- Evaluasi kinerja guru selama satu tahun memang penting, terutama dalam pelaksanaan kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) selama setahun.
Seperti yang dilakukan SMKN 8 Purworejo hari ini, Selasa (08/06/21), sebanyak 56 guru mengikuti kegiatan IHT (In House Training), dalam rangka pengembangan E-KTSP (Elektronik-Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Hadir dalam acara IHT tersebut, perwakilan DUDIKA (dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja), Komite sekolah, Bani Mustofa, MPd selaku pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Provinsi Jawa Tengah dan Dr. Nikmah Nurbaity, S.Pd., M.Pd.B.I, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Provinsi Jawa Tengah.
Kepala SMKN 8 Purworejo, Wahyono, S.Pd M.Pd menjelaskan, kegiatan IHT dilaksanakan dalam rangka memprogramkan pengembangan kurikulum. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem in, on dan in.
“Artinya, kegiatan IHT di hari pertama dengan tatap muka ( in), hari selanjutnya peserta diberikan tugas membuat administrasi, mengerjakan silabus, RPP, program semester dan lainnya yang harus diselesaikan selama dua minggu (on) dan terakhir dilanjutkan tatap muka lagi (in),” terang Wahyono.
Lanjut Wahyono, Progres tersebut setelah selesai kemudian diupload di Rumah Kurikulum, yang di dalam programnya sudah ada name personal, yang didalamnya sudah terdapat sub seperti RPP, program semester, program tahunan, silabus, analisa, dan sebagainya, ada sebanyak 8 sampai 9 item.
“Jadi sudah tidak lagi menggunakan paper dan di print, mereka tinggal mengisi sendiri dan Kepala sekolah tinggal memantau di Rumah Kurikulum. Rumah kurikulum ini bersifat terbuka, semua bisa nelihat, namun tidak bisa menghapus kecuali admin,” terang Wahyono.
Setelah kerja mereka selesai terang Wahyono, nanti sekitar akhir Juni, atau awal Juli semua clear dalam format soft. Kemudian KTSO disyahkan pengawas, lalu dikirim ke propinsi dalam bentuk elektronik.
Menurut Wahyono, kegiatan IHT hari ini, juga sekaligus membidik evaluasi kerja semua guru dan karyawan, selama satu tahun. Contoh tahun lalu ada program 10 misalnya, yang sudah berjalan berapa, tidak berjalan berapa, penyebabnya apa, dan solusinya bagaimana. Sehingga di tahun depan bisa dicarikan solusinya.
“Inti arahnya untuk mencari solusi bagaimana cara perbaikanya, contohnya materi pendidikan disinkronkan dengan DUDIKA,”ungkap Wahyono.
Sementara itu Dr. Nikmah Nurbaity, sebagai narasumber dan pemberi materi dalam IHT mengatakan dalam waktu dekat ini SMK 8 Purworejo akan menyiapkan review KTSP, karena setiap tahun itu harus ada review KTSP.
Apalagi menurutnya, untuk SMK akan ada hal-hal baru di mana kompetensi keahlian, dan kompetensi siswa itu harus menjadi tujuan utama.
“Seperti hari ini, kami memberi memotivasi dan juga inovasi dalam pembelajaran, karena dalam masa pandemi seperti saat ini, SMK memiliki tantangan yang sedikit berbeda dengan SMA, di mana keterampilan siswa yang berupa kompetensi keahlian tidak bisa didaringkan secara penuh,” terang Nikmah.
Maka dari itu, ungkap Nikmah, guru-guru kedepan harus membuat semacam Blended Learning, dimana kompetensi-kompetensi apa yang harus dipraktekkan di sekolah, dan kompetensi mana yang bisa di PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau diajarkan secara online dimana siswa lebih mandiri.
“Ini yang menjadi tantangan SMK bagaimana mengemas bila Juli yang akan datang sudah mulai PTM (Pembelajaran Tatap Muka),” ungkap Nikmah.
Nikmah mengungkapkan, untuk bisa PTM, sekolah harus memenuhi persyarat, yakni dicek oleh Puskesmas sebanyak 187 item, kemudian puskesmas kerjasama dengan Dinas Kesehatan, dan Gugus Covid sampai sekolah tersebut mendapatkan izin PTM oleh Gugus Covid.
“Itu pun masih harus kita usulkan ke Dinas Propinsi dan nanti akan mendapatkan SK dari propinsi,”terang Nikmah
Nanti kata Nikmah, sekolah yang sudah mendapatkan izin untuk melakukan PTM, harus mengemas pembelajarannya menjadi model blended learning yaitu kombinasi antara daring dan luring kombinasi antara pembelajaran ketemu tatap muka dan pembelajaran yang tetep Pjj,
“Tapi kalau pun boleh mulai PTM tidak bisa semua siswa masuk bersama-sama, hal inilah yang ditangkap oleh SMK 8 Purworejo untuk melihat kembali guru-gurunya, revisi KTSP nya, review kembali mana yang masih terus harus dilaksanakan mana yang perlu inovasi-inovasi didalam pelaksanaannya,” pungkas Nikmah.
Untuk diketahui, kegiatan IHT di SMKN 8 Purworejo ini dilaksanakn sesuai ajuran Gugus Covid, dengan melaksanakan protokol kesehatan yang Ketat.(wn)
No Responses