Lauw Siegvrieda : kalau dipersulit perihal pelayanan kesehatan bisa hubungi saya

 

Jakarta,rakyatkita.com,-Dalam rangka mensosialisasikan perda no.4 tahun 2015 tentang pelestarian kebudayaan Betawi yang harus tumbuh dan dilestarikan jangan sampai hilang dan punah yang di selenggarakan di Kantor PDI-P Jl.Pintu Air Semanan RT.010/008 Semanan Kalideres Jakarta barat, Kamis ( 26/5 ).

Dalam sambutannya Lauw Siegvrieda dari anggota DPRD komisi A Fraksi PDI-P mengucapkan terimakasih kepada seluruh para undangan yang hadir.

“Saya ucapkan terimakasih kepada bapak-bapak, ibu-ibu dan para tamu undangan yang telah berkenaan hadir pada hari ini”, ucapnya.

“Dengan cara seperti inilah saya bersilaturahim kepada para warga RW008 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat”,tambahnya lagi.

Icon kebudayaan Betawi jangan sampai hilang atau punah terutama perihal ondel-ondel, agar icon Betawi tidak hilang dan tetap ada sesuai dengan Perda nomor 4 tahun 2015 tersebut.

               Antusias  warga Semanan  yang hadir 

 

Masih di beberkan Vrieda, untuk itu saya juga mewajibkan di perkantoran pemerintahan juga instansi lain untuk mewajibkan adanya simbol Betawi seperti icon ondel-ondel.

Tidak lepas dari Kebudayaan saja, makanan khas Betawi juga banyak diminati seperti nasi uduk, selendang mayang, kerak telor, bir pletok, semur jengkol, gabus pucung dan masih banyak lagi.

Vrieda sampaikan Budaya Betawi hasil dari adopsi dari berbagai unsur Budaya seperti Melayu, Arab, China dan Portugis.

Ibu Dewan itu juga menghimbau
kepada masyarakat untuk wajib mengurus BPJS, karena BPJS bisa membantu kita sebagai syarat membangun rumah selain untuk kesehatan, hal itu dia sampaikan di acara sosialisasi Perda no.4 tahun 2015.

Terkait icon Betawi ondel-ondel saat ini banyak di lakukan oleh oknum masyarakat untuk kepentingan pribadi dengan mengamen dimana-mana, anggota DPRD DKI Jakarta Lauw Siegvrieda merasa prihatin.

” Dengan banyaknya pengamen ondel-ondel dijalan merupakan tanggung jawab instansi terkait untuk menertibkan, karena itu icon Budaya Betawi yang semestinya wajib kita jaga dan lestarikan.” kata Vrieda.

” ya memang banyak masukan dari masyarakat terkait ondel-ondel ngamen dijalan dengan musik, dimana sekelompok orang membawa ondel- ondel dengan bajaj, mobil pick up, lalu diturunkan di suatu tempat.”lanjutnya lagi.

Vrieda juga berharap dengan diterbitkannya perda nomo 4 tahun 2015 terkait Kebudayaan jangan jadi mandul, agar terus di dorong jika ada pelanggaran menyalah gunakan icon Budaya Betawi.

Pertemuan Silahturahmi itu juga sekaligus mendorong masyarakat untuk tetap membudayakan makanan khas Betawi, karena itu bisa menghasilkan industri rumahan, kemudian nantinya akan bekerjasama kepada UMKM.

” sebenarnya makanan khas Betawi sangat menghasilkan ekonomi kita, seperti bir pletok, dodol betawi, kerak telor semua bisa membantu perekonomian kita.” tandasnya

Dia juga menyinggung Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk wajib juga digunakan, karena apabila 3 sampai dengan 6 bulan tidak dipergunakan,maka akan terblokir secara otomatis, namun jika terblokir harus lapor ke di Dinsos kemudian segera konfirmasi ke Puskesmas untuk di buka blokirannya.

Vrieda menyarankan juga bila ada warga dipersulit dalam hal pelayanan kesehatan , baik di rumah sakit maupun di puskesmas agar hubunginya.” tutup dia.

Acara ini dihadiri oleh anggota dan para tamu undangan sekira 100 tamu undangan yang hadir. ( Rudi ).

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply